Sejak sebulan lalu, aku mulai rajin mencari sekolah anak. Sekolah Dasar (SD) ya, maksudnya.
Mulai akhir tahun nanti, kami akan pindahan dari Bangkok ke Lampung krn jatah tinggal di Bangkok sudah selesai. Tika dan Gigi juga akan pindah sekolah. Jadi mulai sekarang kami udah mulai nabung berbagai macam keperluan pindahan, termasuk tiket pesawat, jasa kargo, sekolah anak-anak. Zuzurly mumetnya luar biyassahh (kenapa kami awalnya ke Bangkok? bisa lihat disini).
Jangan bayangin pindah sekolah literally hanyalah cabut Nomor Induk lalu memindahkan sekolah. Tentu sahaja sebagai ibu-ibu yang overprotektif (hahaha), aku selalu overthinking memikirkan sekolah mana yang bagus (dan terjangkau) untuk anak-anak. Setelah tanya ke beberapa sekolah ternyata ada beberapa fakta mencengangkan yang kudapat:
1. Biaya uang pangkal SDIT atau SD Islam kurleb >12 juta ke atas. Biaya SPP kurang lebih 1 juta per bulan.
Riil sih ini, bahkan ada yang 20-an juta. Di titik ini, aku baru sadar kalau pantesan ada ortu yang menganggap anak adalah investasi (ya tentu saja karena ortu ngos-ngosan bayar sekolah dan hidup sehari-hari anak). Welcome to the parenthood!
2. Beberapa SD ada kasus bully
Beberapa (sejauh ini aku lihat ada tiga SD di Bandar Lampung) yang ada riwayat bully sampai ke internet. Mungkin itu hanya puncak gunung es, mengingat kasus bully biasanya diselesaikan secara internal.
3. Komen netizen terhadap sekolah di Bandar Lampung
Karena pencarian sekolah ini aku gunakan beberapa sosmed, aku menemukan beberapa respons negatif terhadap pengalaman netizen sekolah di Bandar Lampung. Kesan yang didapat kalo kubahasakan dengan keyword adalah “keras”, “ngegas”, “bully”. Mungkin dari beberapa pencarian ini yang membuatku jadi kepikiran tentang mencari sekolah yang bagus, terutama LINGKUNGANNYA. Ini karena di SIB (sekolah Tika), menurutku lingkungannya sudah ok banget, jadi sayang kalau lingkungan rusak hanya karena salah memilih sekolah.
4. Sulitnya bangku untuk anak pindahan
Di beberapa sekolah favorit, susahh banget untuk dapat bangku untuk anak pindahan. Jadi nggak bisa leluasa untuk memilih sekolah, berbeda halnya kalau kita daftar sejak dari SD kelas 1.
5. Susahnya berkomunikasi via whatsapp (terutama SD negeri)
SD swasta sudah lumayan responsif untuk menjawab pertanyaan ortunya via whatsapp, sayangnya beberapa sekolah (terutama SD negeri) sulit untuk komunikasinya. Umumnya mereka hanya mencantumkan nomor telepon sekolah, jadi kurang fleksibel untuk tanya-tanya). Karena ini juga, kami sedang memikirkan opsi untuk minta tolong orang untuk tanya-tanya lebih detil langsung di sekolah.
Sampai saat ini, pencarian sekolahku belum selesai. Sudah ada beberapa titik terang, tapi belum final. Doakan ya!